Dari Biduan Hajatan ke Layar Kaca: Jejak Awal yang Penuh Warna
Panggung-panggung sederhana yang jadi sekolah hidup
Nina Carolina, yang kita kenal dengan nama Mpok Alpa, memulai kariernya sebagai penyanyi dangdut kala masih duduk di bangku kelas 6 SD—tepatnya di hajatan-hajatan kampung. Walaupun kecil, impinya besar. Dia pernah berbagi satu panggung dengan Elvi Sukaesih dan memiliki fans club yang ia namakan Carolina Fans Club (CFC).
Pengalaman manggung dari acara kecil ke acara kecil mematangkan karakternya sebagai performer—otentik, tulus, dan dekat dengan audiens. Honor pertama yang diterimanya pernah cuma Rp 5.000—tapi semangatnya lebih besar dari angka itu.
Video curhat ke Alfamart: dari ringan jadi viral luar biasa
Titik baliknya datang tahun 2018: sebuah video spontan dirinya curhat pengin diajak suami pergi—walaupun bukan ke mal, cuma ke Alfamart aja udah senang. Gaya bicara ceplas-ceplos dengan logat Betawi kental sekaligus polos bikin banyak orang ngakak dan video itu meledak di media sosial.
Dari situ, nama Mpok Alpa melejit—jalan ke layar televisi terbuka lebar, dan panggung hiburan nasional pun menanti.
Sukses di Televisi: Multitalenta dan Luwes di Segala Suasana
Jadi komedian, presenter, dan musisi—multifungsi banget!
Sejak video viral, dia mulai muncul di berbagai acara TV. Mulai dari sinetron Cinta Yang Hilang (peran sebagai Alpa), sampai acara-acara yang bikin ketawa seperti Opera Van Java, Pagi-Pagi Pasti Happy, Pesbukers Ramadan, Sobat Misqueen, dan masih banyak lagi.
Gak cukup di situ, dia juga rekam single—Ke Emol (2018) dan Mati Rasa (2020)—bukti kalau bakat nge-rapatan belum hilang dari dunia musiknya.
Gaya khasnya jadi daya tarik utama
Gaya ceplas-ceplos khas Betawi-nya bukan sekadar canda—itu karakter yang bikin orang merasa dekat. Setiap transisi kata dalam monolognya terjalin rapi, natural, dan bikin suasana ringan terus mengalir. Enggak heran kalau ia jadi favorit banyak acara.
Kehidupan Pribadi: Hangat, Sederhana, dan Penuh Makna
Suami, anak, dan rumah impian yang sederhana tapi bermakna
Mpok Alpa menikah dengan Ajie Darmaji, yang ia temui di sebuah kondangan. Saat itu, ia sudah jadi ibu tunggal dengan dua anak dan sempat ragu, tapi Ajie terbukti tulus menerima dia apa adanya.
Mereka dikaruniai empat anak—dua anak sulung, serta bayi kembar lahir Oktober 2024 bernama Raffi Ahmad Darmadina dan Raffa Ahmad Darmadina. Nama kembar ini sengaja dipilih untuk mengapresiasi bantuan sahabat Raffi Ahmad dalam urusan persalinan.
Rumahnya yang bergaya American Classic—luas dan hangat—dibangun dengan cita rasa sederhana namun indah, mewakili kepribadiannya.
Pejuang Nyata di Balik Sinar Layar
Kanker payudara yang dihadapi diam-diam—justru makin menyentuh
Ternyata, di balik senyum di televisi, Mpok Alpa sudah lama berjuang melawan kanker payudara, bahkan sejak kehamilannya yang akhirnya melahirkan si kembar.
Menurut Irfan Hakim, ia tetap menjalani pengobatan meskipun sedang hamil—berulang kali bolak-balik ke Malaysia untuk treatment ringan, sedangkan pengobatan intensif dilakukan setelah persalinan.
Sahabatnya, Melaney Ricardo, menambahkan bahwa Mpok Alpa “enggak mau diperlakukan istimewa”—dia tetap syuting, ikut kerja bareng meski kondisi kesehatan menurun.
Kepergian yang Mengejutkan dan Mengharukan
Jumat penuh kesedihan—15 Agustus 2025, sekalian peringatan kemerdekaan
Pada 15 Agustus 2025, tepat saat bangsa merayakan kemerdekaan, dunia hiburan Indonesia berduka. Mpok Alpa berpulang di usia 38 tahun setelah perjuangan panjang melawan kanker.
Berita itu disampaikan langsung oleh Raffi Ahmad dan Irfan Hakim di program FYP (Trans7)—suaranya bergetar menyebut, “Innalillahi wainnailaihi rojiun…”.
Rumah duka penuh isak tangis, pemakaman penuh keheningan
Ratusan pelayat datang ke rumah duka di Ciganjur, Jakarta Selatan. Dari kalutnya suasana, terlihat betapa kuat ikatan yang dibentuk Mpok Alpa—bukan cuma sebagai artis, tapi sahabat, ibu, dan teman sejati.
Dia dimakamkan di TPU Kujaran, dekat Studio Persari, ditemani tangisan dan doa yang tulus dari keluarga, sahabat, serta rekan seniman seperti Wendy Cagur, Asri Welas, Melaney Ricardo, dan lain-lain.
Warisan yang Abadi: Tawa, Keberanian, dan Ketulusan
Kenangan yang tak akan hilang dari layar kaca maupun hati banyak orang
- Video viral sederhana jadi titik keliaran yang membuka jalan ke panggung besar.
Keaslian sering lebih berbicara daripada kemasan sempurna. - Multitalenta yang tetap rendah hati: nyanyi, komedi, presentasi, sekaligus ibu dari empat anak. Semua ia jalani tanpa pretensi.
- Perjuangan sunyi sebagai ibu pejuang kanker: berani melahirkan kembar, terus bekerja, tegar meski sakit.
- Sahabat yang loyal dan hangat—diingat lewat tawa, malam syuting bersama, dan cerita yang menghangatkan.
“Mpok Alpa sudah menjalani pengobatan bolak-balik ke Malaysia mulai dari hamil si kembar.” — Irfan Hakim
“Pengobatan sudah dilakukan sejak dia hamil, tapi tidak bisa terlalu keras…” — Irfan Hakim
“Mpok Alpa enggan diistimewakan meskipun sedang sakit kanker payudara… dia tetap syuting seperti biasa.” — Melaney Ricardo
Senyuman di Balik Air Mata
Mpok Alpa bukan sekadar nama di televisi—dia representasi perempuan kuat yang menjahit tawa saat hati terkadang menahan sakit. Dia mengajarkan bahwa ketegaran bisa membumi, profesionalisme bisa humanis, dan cinta bisa dirasakan meski dalam diam.
Semoga kisah perjalanan hidupnya menjadi inspirasi tentang ketulusan, keberanian, dan arti keteguhan.
Selamat jalan, Mpok Alpa—namamu tetap lekat, suaramu tetap mengundang senyum, dan cintamu pada keluarga akan terus hidup.
Kenangan Fans—Carolina Fans Club (CFC) yang Setia
Komunitas kecil yang tumbuh jadi sorotan nasional
Sebelum hits di TV, Mpok Alpa sudah punya fans setia — lalu terbentuk deh komunitas bernama Carolina Fans Club (CFC). Mereka mengorbitkan Mpok Alpa dari panggung hajatan, sampai jadi selebritas nasional. Dari posting lawas Mpok Alpa di Instagram sampai momen bareng suami, fans selalu support penuh. Bahkan saat beliau renovating rumah hampir Rp 1 miliar, CFC ramai mendukung dan ikut bangga.
Reaksi Netizen—Ungkapan Duka yang Membanjiri Medsos
Feeds jadi ruang doa dan simpati massal
Begitu kabar kepergiannya tersebar, unggahan terakhir Mpok Alpa di Instagram langsung diserbu doa. Netizen ramai bilang:
“Innalillahi wa inna ilaihi raji’uun… Semoga Allah tempatkan di tempat terbaik.”
“Terima kasih Mpok, tawa dan candamu akan selalu kami kenang.”
Mereka banyak juga yang baru tahu soal perjuangannya melawan penyakit, karena selama ini ia selalu terlihat ceria tanpa menunjukkan kelemahan di layar kac.
Dari Sahabat Sejati—Ungkapan Kehilangan dari Para Artis
Raffi Ahmad—Sahabat di Layar dan Kehidupan
Raffi Ahmad, yang sering bareng di For Your Pagi, unggah foto kenangan mereka bertiga di Instagram. Caption-nya bikin netizen baper parah:
“Innalillahi wa inna ilaihi raji’un. Kehilanganmu begitu terasa, sahabat… Semoga Allah SWT memberikan tempat terbaik untukmu dan memberikan kekuatan bagi kami yang ditinggalkan… Al-Fatihah.”
Respons? Enggak main-main: lebih dari 1 juta likes dan ribuan komentar penuh haru.
Dukungan Para Rekan—Seniman Bersedih Bareng
Artis lain juga tak mau kalah. Marshel Widianto menulis, “Mpokk… Ya Allah, Mpok,” sedangkan Aldi Taher menyampaikan doa:
“Innalillahi waina ilaihi rojiun, Insya Allah khusnul khotimah Mpok.”
Semua tweet, repost, dan story—semuanya penuh kasih dan rindu.
Dari Balik Kamera—Profesionalisme Meski Bertaruh Nyawa
Tetap Tampil Ceria Meski Kanker Menggerogoti
Selama tiga tahun terakhir, Mpok Alpa menjalani pengobatan intensif, termasuk bolak-balik ke Malaysia. Menariknya, kondisi itu dirahasiakan, agar publik tetap menikmati hiburannya tanpa terganggu oleh beban hatinya.
Irfan Hakim menyebut bahwa meski pengobatan dimulai saat hamil, beliau tetap tampil profesional, bahkan ikut syuting outdoor, seolah semuanya biasa-biasa saja. Itu standar profesionalisme dan ketulusan yang langka.
Rumah Duka dan Pemakaman—Mengiringi Jalan Terakhir dengan Haru
Suasana Haru di Rumah Duka dan TPU Kujaran
Jenazah Mpok Alpa tiba di rumah duka Ciganjur disambut keluarga, teman, dan fans dengan tangis dan doa. Polisi juga menjaga agar pelayat bisa melayat secara tertib, meski suasananya sangat emosional.
Pemakaman di TPU Kujaran, dekat Studio Persari, menjadi momen penuh keheningan dan haru. Rina Nose, Kiky Saputri, Anwar BAB—semua datang dengan mengenang kebaikan dan kesederhanaannya.
Cerita Lucu yang Selalu Jadi Kenangan
Adegan Spontan di “For Your Pagi”
Banyak penonton FYP bilang, momennya Mpok Alpa itu susah ditebak. Misalnya, pernah waktu segmen serius tentang berita kriminal, Mpok Alpa tiba-tiba nyeletuk:
“Kalau malingnya ganteng, lapornya ke saya aja, biar saya amankan…”
Seketika studio meledak ketawa, termasuk host dan kru yang biasanya profesional. Bahkan Raffi Ahmad sampai minta retake, tapi tawa Mpok malah tambah kencang.
Ngakak di Lokasi Syuting Outdoor
Pernah juga saat syuting outdoor di tengah panas terik, Irfan Hakim lagi jelasin acara lomba 17-an. Mpok Alpa malah sibuk ngipas pake daun pisang dan bilang, “Kalau lombanya lari nyari es kelapa, saya juara!”
Fans yang nonton di lokasi langsung minta foto, walau panasnya nyengat.
Kebiasaan Unik dan Keseharian
Ngopi Pagi, Gelas Motif Betawi
Buat Mpok Alpa, kopi itu ritual pagi. Dia punya gelas motif Betawi yang katanya nggak boleh dicuci sembarangan. Kalau lagi di luar kota, kru sampai bawain gelas itu biar rasanya tetap “rumah”.
Koleksi Tas di Walk-In Closet
Meski bukan tipe selebritas yang suka pamer, ternyata Mpok Alpa punya koleksi tas unik. Isinya campur: ada tas branded hadiah fans, ada juga tas anyaman plastik dari tetangga. Katanya, “Mahal nggak selalu cocok di hati, yang penting ada ceritanya.”
Refleksi Publik—Makna Kehilangan Mpok Alpa
Dari Hiburan Jadi Inspirasi
Banyak netizen sadar, Mpok Alpa bukan sekadar pelawak. Dia contoh orang yang tetap kerja keras meski sakit berat, nggak mau bawa beban ke penonton. Sikap ini bikin publik merasa kehilangan sosok yang bukan cuma menghibur, tapi juga menguatkan.
“Tertawa karena Mpok Alpa, menangis karena kehilangannya. Tapi terima kasih, Mpok, sudah ajarkan cara tetap bahagia walau hidup nggak selalu mudah.” — komentar @cfc_lovers_17 di Instagram
Momen Haru di Pemakaman
Doa dan Lagu Perpisahan
Di TPU Kujaran, selain doa, ada satu momen yang bikin banyak orang menitikkan air mata. Seorang teman lamanya dari panggung hajatan menyanyikan potongan lagu dangdut favorit Mpok Alpa, “Terajana”. Semua pelayat ikut nyanyi pelan, suasana campur sedih dan hangat.
Flashback Masa Remaja & Jejak Panggung Pertama
Masa remaja—magnet di panggung hajatan
Sebelum nama “Mpok Alpa” melejit, Nina Carolina justru sudah akrab dengan keramaian hajatan sejak remaja. Ia bernyanyi, ketawa, dan bikin suasana meriah—mulai dari pesta ulang tahun tetangga sampai hajatan kampung. Sosoknya begitu lekat dalam memori warga sekitar sebagai penyanyi yang rendah hati dan selalu bisa mengundang senyum. Momen-momen seru seperti itu enggak hilang begitu saja, tapi justru jadi modal tulus buat kariernya saat nanti terkenal.
Cerita Lucu Maupun Touching di Set Sebelum Layar Kaca
“Itu bukan saya, tapi…!” — Adegan Lucu Bareng Kolega
Suatu ketika, saat syuting acara Ramadan di studio, Mpok Alpa tiba-tiba salah sebut nama host—padahal host tersebut sedang olm (online meeting). Dia spontan tunjuk salah satu kru sambil bilang, “Itu bukan saya, itu Mbak Evi!”
Studio pun langsung pecah ketawa karena Momok Alpa tetap bisa bikin suasana cair, bahkan dalam situasi lucu yang tak ada dalam skrip.
“Laporkan ke saya saja”—Candaan di Segmen Serius
Coba bayangkan momen serius bergulir… tiba-tiba dia nyeletuk:
“Kalau malingnya ganteng, lapornya ke saya aja, biar saya yang amankan…”
Host dan kru pun tertawa terbahak-bahak—dan itulah Mpok Alpa: tukang bawa tawa di saat yang paling gak terduga.
Keseharian yang Bikin Dekat & Bikin Nangenin
Ritual Ngopi dan Gelas Betawi
Pagi itu, ritual dia adalah ngopi—dan bukan menggunakan gelas biasa. Mpok Alpa punya gelas motif Betawi favorit yang katanya cuma boleh dipakai di rumah. Kru rela bawain gelas itu kalau ia lagi kerja di luar kota, biar rasanya lebih ‘rumahan’.
Walk-In Closet yang Unik & Ada Ceritanya
Biasanya seleb pamer tas mahal, tapi Mpok Alpa beda. Di walk-in closet-nya, ada koleksi tas dari fans—yang dibeli lama tapi disayang banget—dan juga tas dadakan seperti tas anyaman plastik yang katanya diberi tetangga. Dia pernah bilang:
“Bukan soal harganya, tapi kisah di balik tas itu.”
Publik & Reaksi Fans—Duka yang Tersampaikan Penuh Kasih
Carolina Fans Club (CFC)—Bukan Sekadar Fans
Sebelum terkenal, ia sudah punya basis penggemar setia bernama Carolina Fans Club (CFC). Mereka ikut merayakan saat ia tiba-tiba punya nama besar di televisi, dan tangis saat kabar duka menyeruak—semua mereka curhat di kolom komentar dan postingan resmi (sebagian besar reaksi fans via media sosial).
Ungkapan Kehilangan Publik di Media Sosial
Begitu kabar kepergiannya tersebar, banyak netizen langsung bergerak:
– Kolom komen Instagram penuh doa.
– Tagar #RIPMpokAlpa ramai dibahas.
– Jenazah dan kenangan di berbagai akun diunggah ulang sambil mengenang senyum dan tawa yang menghibur banyak orang.
Refleksi dan Makna Mendalam yang Tertinggal
Dari Hiburan Hiburan… Jadi Inspirasi Kehidupan
Banyak yang baru menyadari bahwa sosok Mpok Alpa bukan sekadar penghibur, tapi juga inspirasi. Ia menghadapi kanker sembari tetap tampil, tak pernah mengeluh, dan menjaga profesionalisme. Itu bukan mudah, tapi ia jalani dengan tulus.
“Tertawa karena Mpok Alpa, menangis karena kehilangannya. Tapi terima kasih, Mpok, sudah ajarkan cara tetap bahagia walau hidup nggak selalu mudah.” — komentar seorang fans
Kutipan ini mewakili ribuan komentar penuh haru di media sosial—yang saat ini ramai jadi story kenangan dan tribute di kolom kenangan platform Instagram.
Penutup yang Menyentuh Jiwa
Mpok Alpa adalah contoh nyata bahwa senyum bisa jadi kekuatan, tawa bisa menjadi penghibur jiwa, dan keberanian menghadapi sulitnya hidup dengan ringan bisa menyentuh banyak hati. Ia bukan hanya meninggalkan nama dan karya, tapi juga arti ketulusan, kedermawanan hati, dan kekuatan seorang ibu yang memberi cinta tanpa berhenti.
Selamat jalan, Mpok Alpa.
Tawa-kenanganmu jadi warisan yang nyata.
Semoga kamu terus menginspirasi, menghibur, dan menguatkan—bahkan saat jauh di sana.